30 Jun 2009

Pro SBY Klaim Menang Satu Putaran


Laporan: Alfrid U

PALANGKA RAYA-
Wacana pilpres satu putaran digemakan kubu SBY-Boediono, tak hanya datang dari tim kampanye, tetapi juga datang dari Gerakan Pro SBY (GPS), bahkan mengklaim menang dengan meraup 60 persen suara pemilih pada pemilihan presiden dan wakil presiden 8 Juli mendatang.
Kalaim tersebut diungkapkan Anggota Dewan Pembina GPS Mayjen TNI (purn) Herman LD, dalam sambutannya pada acara pengukuhan Ketua GPS se-Kalteng di Palangka Raya, Sabtu (27/6) kemarin. Namun demikian, ia menyadari sura pendukung SBY-Budiono di Kalteng tidak lah sebaik di daerah lain.
“Kamai menyadari sura pemilih SBY-Budiono di Kalteng tidaklah sebagik pendukung di daerah lain. Tetapi secara nasional, kami yakin pada Pilpres mendatang hanya satu putaran dengan meraup 60 persen suara pemilih nasional,” ujarnya.
Hal lain, jendral bintang dua ini, mengatakan kekayaan alam Kalteng yang melimpah, yakin provinsi kedepan akan menjadi provinsi yang besar. Oleh karennya ia minta pembangunan infrastruktur Kalteng harus jadi prioritas termasuk masalah listrik dan energi.
”Kalau saya menilai Kota Palangka Raya dengan segala keindahannya dan potensi wisata yang ada kedepan berpotensi menjadi Bali kedua di Indonesia,” ungkapnya dihadapan ratusan GPS yang hadir memadati Gedung Aula Pertemuan Batang Garing.
Menurut Herman, dalam mewujudkan harapan tersebut perlu kepemimpinan nasional yang kuat dan peduli rakyat. Kesinambungan pembangunan perlu dilakukan agar pembangunan di Kalteng dapat berjalan tuntas. ”Pemimpin nasional yang dinilai mampu menyerap aspirasi rakyatnya adalah SBY-Boediono,” ucapnya.
Kendati SBY memasuki masa kepimpinan untuk kedua kalinya, Herman menyatakan SBY telah menjanjikan regenerasi kepemimpinan karena tahun 2014 tidak mungkin maju kembali. ”Oleh karena itu kaum muda diajak untuk tidak lagi golput dan segera memilih pemimpin terbaik,” pesan Herman.
Sementara itu dalam sambutan Ketua GPS Kalteng Alida sebelumnya, pemerintahan ke depan harus memprioritaskan pembangunan pembangkit listrik dan energi di Kalteng karena pasokan listrik di provinsi ini masih belum mencukupi kebutuhan masyarakat.
”Di samping kebutuhan listrik, masyarakat Kalteng juga berharap adanya sertifikasi tanah cuma-cuma dengan cara jemput bola untuk sertifikat tanah adat yang dimiliki masyarakat,” ucap Alida.
Selain itu, kata Alida, Kalteng juga membutuhkan pembangunan sektor pendidikan dan kesehatan yang baik dan murah. Alida juga menyampaikan keinginan masyarakat Kalteng agar suatu saat Palangka Raya bisa menjadi ibukota Republik Indonesia.
”Harapan ini bisa terwujud jika infrastruktur yang ada di Kalteng telah memenuhi kebutuhan masyarakat. Saya harap pemerintah mendatang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Kalteng tersebut," pungkasnya. (*)

Tidak ada komentar: