7 Mar 2009

Kotim Penyumbang Hotspot Terbanyak

Oleh:Alfrid Uga

PALANGKA RAYA-Berdasarkan data sebaran Hotspot (titik panas, red) di Kalimantan Tengah (Kalteng) selama tiga tahun terakhir, dari tahun 2006 hingga tahun 2008 menunjukan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) merupakan daerah penyumbang Hotspot terbanyak.
Demikian diungkapkan Gubernur Kalteng, Agustin Teras Narang dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Wakil Gubernur Kalteng , Achmad Diran, pada Evaluasi Pelaksanaan Pengendalian Kebakaran Hutan, lahan dan Pekarangan Tahun 2008, di Palangka Raya, kemarin.
Gubernur menguraikan, pada tahun 2006 terdapat tiga Kabupaten yang masuk daerah penyumbang hotspot, yakni Kotim, Seruyan dan Kotawaringin Barat (Kobar), dan pada tahun 2007, Kotim kembali masuk sebagai daerah penyumbang hotspot terbanyak selain Kabupaten Gunung Mas.
”Pada tahun 2008, selain Kabupaten Barito Utara dan Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Kotim kembali masuk dalam daftar daerah kabupaten terbanyak menyumbang hotspot,” ujar Wakil Gubernur, mengutip sabutan Gubernur Kalteng.
Memperhatikan sebaran data tersebut, Gubernur Kalteng meminta pemerintah Kabupaten Kotim agar lebih meningkatkan kembali upaya pengendalian kebakaran hutan, lahan dan pekarangan.
Sedangkan untuk Kabupaten Gunung Mas, Gubernur juga meminta pemerintah setempat agar meningkatkan kewaspadaannya mengingat sebaran data hotspot dalam dua tahun terakhir cendrung bertambah.
”Mengingat selama 3 tahun berturut-turut Kabupaten Kotim masuk dalam urutan pertama dalam kategori 3 besar penyumbang Hotspot terbanyak di Kalteng. Saya ingatkan agar pemerintah setempat lebih meningkatkan kembali upaya pengendalian kebakaran,” pinta Gubernur.
Gubernur Kalteng bersukur, meski sempat menjadi kecaman masyarakat internasional karena Kalteng dicap sebagai penyumbang asap terbesar, berkat kerja keras segenap pemerintah daerah di Kalteng dalam mengendalikan kebakaran hutan, lahan dan pekarangan dalam 2 tahun terakhir ini dapat terbebas dari bencana asap.
”Kerja keras serta komitmen dari seluruh stakeholder dan dukungan masyarakat untuk menciptakan bumi Tambun Bungai bebas dari bencana kabut asap membuahkan hasil yang sangat menggembirakan. Hal ini dapat terbukti dari penurunan jumlah titik panas ( Hotspot ) yang sangat sigbifikan selama 3 tahun ini,’ ucapnya.
Teras mengungkapkan, bila dilihat pada tahun 2006 jumlah Hotspot di wilayah Kalteng yang terpantau oleh satelit NOAA sebanyak 41.030 titik, dan pada tahun 2007 turun menjadi 4.476 titik atau 89,1 persen dan pada tahun 2008 kembali turun menjadi 1.609 titik panas atau 96, 1 persen. ”Bila dibandingkan dengan tahun 2007, maka tahun 2008 lalu, kita mampu menurunkan jumlah titik panas mencapai 64,1 persen,” ungkapnya.
Gubernur menambahkan, secara nasional dari tahun 2007 hingga samapi sekarang ditargetkan penurunan jumlah hotspot hingga menjadi 50 persen. Dari data tersebut untuk wilayah Kalteng tahun 2007 turun sebesar 89, 1 persen. Dibandingkan tahun 2006 dan tahun 2008 turun sebesar 96, 1 persen sehingga sudah melampauwi target nasional.
”Keberhasilan kita menekan hotspot dengan berbagai upaya dari pemberdayaan masyarakat sampai dengan tingkat birokrasi mendapat pujian dan perhatian dari Pemerintah pusat sehingga ada beberapa isentif yang kita terima misalnya bantuan traktor mini untuk pengolahan lahan dari Presiden RI tahun 2007, pelaksanaan simulasi Tingkat ASEAN tentang pengendalian kebakaran hutan,” pungkas Gubernur. (***)

Tidak ada komentar: