5 Mar 2009

DPRD Kalteng Didemo, Makan Korban


Dua Meninggal, Tiga Luka Tembak dan 2 Ruko Dibakar Massa

Oleh: Alfrid Uga

PALANGKA RAYA-Aksi unjuk rasa ribuan massa partai politik (parpol) di gedung DPRD Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Rabu (4/3) kemarin pagi berakhir rusuh hingga makan makan korban. Dua orang meninggal, tiga luka dalam keadaan kritis dan harus mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Bayangkara Palangka Raya akibat ditembak Polisi.
Selain korban jiwa dan luka berat, yang juga menjadi korban keganasan massa parpol tersebut dua rumah toko (Ruko) berlantai dua di bilangan Jalan A Yani depan Kantor Dinas Pekerjaan Umum (PU) hangus dibakar, namun sebelumnya seluruh isi Ruko yang menjual barang-barang elektronik dan kebutuhan bahan pokok habis dijarah massa.
Itulah sebagain rangkaian dari simulasi pengamanan terhadap pelantikan anggota DPRD Provinsi Kalteng yang terpilih untuk periode 2009-2014 nanti, yang diselenggarakan oleh Polres Palangka Raya. Hadir dalam simulasi tersebut Direktur Supervisi Mabes Polri Brigjen Pol. Puji Hartanto, didamping Karo Ops Polda Kalteng, Kombes Drs. Jhoni Tangkudung, Kapolres Palangka Raya, dan Walikota Palangka Raya, HM Riban Satia.
Aksi maut yang digalang oleh sejumlah Parpol yang tidak puas dengan hasil Pemilu Legislatif 2009 tersebut menurunkan masa sebanyak kurang lebih 2000 orang. Mereka mulai bergerak dari Jalan A. Yani menuju Gedung DPRD Provinsi Kalteng dengan dikawal ketat oleh unit patroli dan lantas Polres Palangka Raya.
Sesampainya di Gedung DPRD Kalteng masa langsung orasai.”Batalkan pelantikan anggota dewan, Pemilu penuh dengan kecurangan, dan penyimpangan,” terik masa, sambil memaksa masuk kehalam gedung dewan yang saat itu sedang berlangsung acara pelantikan anggota dewan yang baru.
Mereka memaksa masuk halaman gedung, namun dihadang polisi dari Satuan Dalmas Polres Palangka Raya. Massa yang tidak puas dengan sikap polisi yang melarang masuk, mulai berbuat anarkis. Awalnya masa terlibat adu dorong dengan aparat kepolisian, sementara negosiator anatar koordinator unjuk rasa dengan polisi tidak mencapai kata sepakat.
Massa aksi unjuk rasa yang jumlahnya lebih banyak dari Satuan Dalmas, mulai berusaha merangsek masuk ke gedung DPRD Provinsi Kalteng namun tetap dihalau petugas. Melihat jumlah masa yang terus meningkat, Kapolres memerintahkan Kompi Dalmas Lanjutan untuk melakukan lintas ganti.
Sementara itu Kapolres Palangka Raya, Ahmad Alwi tak henti-hentinya melakukan himbauan menenangkan mssa agar tidak berbuat anrkis. ”Saya tekankan agar masa bisa mengendalikan diri, jangan terfovokasi dan jangan sekali-kali melakukan perbuatan anarkis,” katanya. Tetapi masa tak peduli dan semakin banya melakukan pelemparan terhadap polisi.
Untuk menghindar dari lemparan batu dan kayu oleh masas, petugas melakukan formasi pelindung dan melakukan pelumpuhan menggunakan air yang disemprotkan dari dua unit mobil dan gas air mata. Massa bukannya mundur malah tambah beringas dengan melakukan penyerangan terhadap petugas sehingga Polres meminta Kapolda untuk melakukan lintas ganti dengan PHH Brimob.
Omosi masa tidak terkendali, sementara koordinator aksi terus melakukan frovokasi terhadap massa, masapun semakin bertambah beringas serta tidak terkendali. Karena jumlah Polisisedikit akhirnya Kapolda meminta bantuan PHH TNI untuk membantu PHH Brimob.
Singkat cerita, masa berhasil dibubarkan dan dikendalikan oleh petugas. Namun ditengah masa yang bubar, tiba-tiba ditengah jalan melakukan aksi penjarahan da pembakaran terhadap sejumlah Ruko di bilangan Jalan A. Yani depan Kantor Dinas PU yang tidak jauh dari Gedung DPRD Kalteng.
Aksi penjarahan dan pembakaran berhasil dihentikan oleh Resmob Polda Kalteng, meski dua Ruko yang menjadi korban pembakaran. Massa yang melakukan penjarahan dan pembakaran ditangkap bahkan ada yang ditembak karena melakukan perlawanan terhadap petugas. Akibatnya dua orang meninggal dan tiga orang luka dan harus dilarikan ke RS Bayangkara Palangka Raya. Sedangkan Ruko yang terbakar, berhasil dipadamkan setelah dua unit mobil pemadam kebakaran dari Provinsi Kalteng.
Sementara itu Karo Ops Polda Kalteng, Kombes Drs. Jhoni Tangkudung, kepada sejumlah wartwan usai simulasi digelar, mengatakan ada beberapa tahapan Pemilu, yakni pendataan pemilih, Pendaftaran Caleg, Kampanye, masa tenang dan masa pencobolsan, masa penghitungan suara dan pelantikan.
”Nah rangkaian tersebut dimana pada pelantikan anggota dewan ada sekelompok orang dari Parpol tertentu tidak puas karena partainya tidak ikut atau tidak ada calon yang terpilih sehingga melakukan aksi,” katanya.
Dia menambahkan dalam aksi simulasi tersebut, pihaknya melibatkan kekuatan sekitar 1100 personil yang tergabung dari Polri, TNI dan Dinas Pemadam Kebakaran dan Satpol PP, kemudian dari instansi-nstansi yang berkaitan dengan kesehatan. ”Sebagaiaman simulasi tersebut dapat kita saksikan acara pelantikan anggota dewan yang baru dapat berjalan dengan baik,” imbuhnya. (***)

Tidak ada komentar: