20 Jul 2009

Setahun Realisasi KUR Bank Mandiri 700 Persen Lebih

Laporan: Alfrid u

PALANGKA RAYA-
Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) oleh Bank Mandiri mencapai 700 persen lebih. Total KUR yang direalisasikan tahun 2008 sebesar Rp 30 miliar meningkat menjadi Rp 230 miliar atau sekitar 700 persen lebih selama kurun waktu satu tahun.
Menurut Direktur Utama PT Bank Mandiri tbk, Agus Martowardojo dari 700 persen peningkatan angka keredit selama satu tahun berjalan tingkat kredit yang bermalah hanya sekitar 1,02 persen. Namun demikian, katanya masih bisa ditoleransi.
“Kalau di Palangka Raya NPL (Non Performing Loan/ kredit bermasalah) 1,02 persen, itu kisaran yang dapat kami terima secara nasional,” ujarnya ketika disambangi usai beramah tamah dengan sejumlah nasabah dan unsur Muspida Kalteng, di Palangka Raya, kemarin.
Ia mengemukakan, peningkatan pemberian kredit tersebut seiring dengan peningkatan nasabah pada kisaran 42 ribu nasabah dengan angka kredit per nasabah sekitar Rp 20 juta. “Ternyata kredit Usaha kecil, kalau diberikan dengan hati-hati dapat berkembang dan sesuai kebutuhan, dari kredit bermasalahnya juga dibawah 1 persen. Kita optimis dapat berkembang lagi, sehingga tahun ini ditambah Rp 500 miliar dan itu bisa dicapai,” ungkapnya.
Agus meyakini, keberadaan KUR lebih baik dibanding sejumlah program kredit yang diterapkan sebelumnya, karena dengan menerapkan skema penjaminan bukan skema kredit. “Skemanya penjaminan khususnya bagi nasabah yang sudah layak tapi tidak punya jaminan cukup itu diberikan skema penjaminan dalam bentuk KUR,” ucapnya.
Di ungkapnya, hingga saat ini, Bank Mandiri sudah menyalurkan KUR secara nasional mencapai Rp 1,4 triliun dengan kisaran kredit bermasalah 0,7 persen. ”Selain KUR, Bank Mandiri juga sedang mengembangkan kredit usaha Mikro dengan pinjaman nasabah antara Rp5-100 juta, dari evaluasi tiga tahun terakhir pertumbuhan rata-rata di atas 50 persen,” ucapnya.
Disinggung pinjaman untuk usaha besar. Dengan penuh keyakinan, Agus menegaskan penyaluran KUR lebih aman dibandingkan penyaluran kredit untuk pengusaha besar. Bahkan, menurutnya, belajar dari pengalaman di era 1997-1998 dimana krisis asia yang mampu melumpuhkan sendi-sendi perekonomian negara-negara Asia lebih banyak kegagalan pada pengusaha besar dibandingkan kredit kepada rakyat kecil.
“Tapi sekarang setelah ada krisis dan perbankan sudah menjalankan prinsip kehati-hatiannya, Bank Indonesia sebagai regulator sudah memperbaiki sistem pengawasannya, itu sekarang secara umum kredit bermasalah di perbankan tidak tinggi,” tegasnya.
Dia menambahkan, dari 128 Bank seluruh Indonesia, kredit bermasalah hanya berkisar 4 persen. Padahal krisis global, 5 kali lebih berat dampaknya dibanding krisis Asia. Ini bukti, sistem perbankan di Inodnesia sudah mulai mengalami kemajuan.
Lebih lanjut dia menambahkan, saat ini, untuk kantor cabang Bank Mandiri di Kalteng berjumlah enam unit yang tersebar di sejumlah Kabupaten/kota antara lain di Kuala Kapuas, Sampit, Pangkalan Bun, Muara Teweh, Palangka Raya dan Pulang Pisau. “Direncankan tahun ini akan dibangun cabang pembantu di pasar Kahayan Palangka Raya,” pingkasnya. (*)

Tidak ada komentar: