27 Jul 2009

Cina Bantu Kalteng Rp 50 Miliar

Pembangunan Pelabuhan CPO Segintung

Laporan: Alfrid U

PALANGKA RAYA-
Pembangun pelabuhan Crude Palma Oil (CPO) Segintung, Kabupaten Seruyan bakal dapat kucuran dana dari Pemerintah Cina, sebesar Rp 50 miliar. Kabar baik ini disampaikan Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang setelah mengunjung negri tirai bambu itu. Namun sayangnya, ia tak merinci, bantuan tersebut apakah dalam bentuk utang, hibah murni atau hibah dengan kesepakatan lain.
“Kemaren kita berangkat ke Cina untuk memperjuangkan anggaran pembangunan Pelabuhan CPO Segintung. Shukur, ada anggaran dari pihak Cinaa sebesar Rp 50 miliar,” ujarnya, kepada sejumlah wartawan usai melakukan insfeksi mendadak (sidak) dilingkungan dinas provinsi, Sabtu (25/7) lalu.
Untuk kelancaran pembangunan pelabuhan CPO terbesar di dunia tersebut. Ia telah mengingatkan Bupati Seruyan Darwan Ali, agar segera menyelesaikan pembangunan Jembatan Seruyan palaing lambat tahun 2010. “Kemaren saya minta Bupati Seruyan untuk segera menyelesaikan Jembatan Seruyan, paling lambat 2010,” ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, untuk mengantisipasi pengapalan booming minyak sawit di Bumi Gawi Hatantiring, Seruyan, pemerintah kabupaten (pemkab)
setempat berencana membangun pelabuhan CPO terbesar di dunia.
Rencana tersebut telah sampai pada tingkat penandatanganan Memory of
Understanding (MoU) antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng dan Pelabuhan
Indonesia (Pelindo) III selaku investor yang mengelola pelabuhan untuk
pengapalan CPO tersebut.
Pembangunan pelabuhan CPO terbesar di dunia itu, jelas Bupati Seruyan H Darwan Ali, untuk mendukung infrastruktur yang dibutuhkan investor perkebunan dari
Malaysia dan Jakarta yang pernah melakukan peninjauan lokasi di Kabupaten
Seruyan.
"Tim mereka sudah pernah datang untuk melakukan peninjauan lokasi," ujarnya ketika ditemui wartawan di sela-sela kegiatan penandatanganan piagam kesepahaman antara Pemprov Kalteng dan PT Pelindo III di Aula Jayang Tingang, waktu lalu.
Menurut Darwan, saat ini pelabuhan CPO terbesar di dunia berada di Malaysia yang mampu melayani bongkar muat satu juta ton per tahun. "Nah, pelabuhan yang akan
dibangun di Seruyan, tepatnya di Segintung Muara, rencananya jauh lebih besar dan kemampuannya mencapai 1,2 juta ton per tahun," katanya.
Dipilihnya Seruyan, jelas Darwan, lantaran kondisi geografis lokasi tersebut sangat cocok untuk dijadikan lokasi pelabuhan. Di samping kedalaman laut yang bisa dijadikan tempat bersandar kapal-kapal berbobot 200-300 ton, di tengah laut, tepat di depan lokasi rencana pelabuhan, terdapat pulau-pulau kecil yang akan sangat membantu memecah kekuatan ombak. "Dengan adanya pelabuhan CPO ini, maka target kita ke depan untuk menjadi pengekspor minyak sawit bisa tercapai," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama Pelindo III Suprihat mengatakan, membangun suatu pelabuhan selain memerlukan waktu pembangunan yang cukup lama juga membutuhkan dana yang tidak sedikit. Di samping itu, return yang diperoleh suatu pelabuhan juga relatif kecil.
"Kita tidak dapat berharap bahwa pelabuhan dibangun hanya untuk memperoleh keuntungan dalam waktu singkat, namun harus diperhatikan pula unsur pelayanan yang dapat diberikan kepada masyarakat," kata Suprihat. (*)

Tidak ada komentar: