22 Jul 2009

Golput Kalahkan Suara SBY-Boediono

Laporan: Alfrid U

PALANGKA RAYA-
Golongan putih (golput) menang lagi di Kalteng. Berdasarkan hasil pleno KPU Kalteng, Minggu (19/7) lalu, masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya pada pilpres lalu, mencapai 555.392 pemilih atau sekitar 34,6 persen dari jumlah pemilih Kalteng yang masuk DPT 1.607.969.
Kendati demikian, menurun dibandingkan pada pemilu legislatif lalu, angka golput mencapai 69,35 persen. Namun, bila dibandingkan perolehan suara masing-masing pasangan capres-cawapres, angka golput menempatkan urutan pertama, SBY-Boediono kedua, Megawati-Prabowo ketiga dan JK-Wiranto keempat.
Pasangan SBY-Boediono, keluar sebagai pemenang pada pilpres lalu di Kalteng dengan perolehan suara sebanyak 491.319 suara. Akan tetapi bila dibandingkan suara golput pasangan SBY-Boediono menempati urutan kedua, dengan perbedaan suara antara golput dengan suara yang memilih pasangan nomor urut dua tersebut sebanyak 65.038 suara.
Sedangkan selisih angka golput dengan suara yang memilih pasangan Megawati-Prabowo, sebanyak 126.270 sura. Pasangan Megawati-Prabowo 430.087 sementara angka golput sebanyak 555.392, dan bila dibandingkan dengan pasangan JK-Wiranto yang memperoleh 95.305 suara, selisih suara dengan angka golput mencapai 461.052.
Daerah yang menempati posisi terendah tingkat partisipasi pemilih pada pilpres lalu, adalah Kabupaten Murung Raya (Mura). Data hasil rapat pleno KPU Provinsi Kalteng, jumlah pemilih total pada kabupaten tersebut hanya 39.419 orang atau 59,39 persen dari DPT 68.479 plus pemilih menggunakan KTP sebanyak 202 orang. Warga golput mencapai 29.057 orang atau 42,43 persen.
Bila dibandingkan pemilu legislatif lalu, tingkat partisipasi pemilih Kabupaten Mura menurun 2,67 persen. Dari 64.167 warga Mura yang masuk DPT Pileg 9 April 2009, hanya 39.821 atau 62,06 persen yang menggunakan hak pilih. Sisanya, 24.346 orang atau 37,94 persen tak datang ke tempat pemungutan suara (TPS) karena golput.
Partisipasi terendah kedua dalam Pilpres 2009 ditempati Barito Utara (Batara) yakni 55.526 pemilih atau 59,44 persen dari DPT plus pemilih menggunakan KTP. Warga yang tak memilih ada 37.892 orang atau 40,73 persen dari DPT. Penurunannya dari Pileg 2009 mencapai 12,62 persen. Sedangkan tiga daerah dengan tingkat partisipasi tertinggi adalah Barito Timur (Bartim) 73,25 persen, Kotawaringin Barat (Kobar) 69,90 persen, dan Lamandau 68,60 persen.
Menurut anggota KPU Kalteng Awongganda W Linjar mengatakan, rendahnya tingkat partisipasi di Mura dikarenakan pemilih yang tak menggunakan hak pilih kebanyakan berprofesi sebagai petani, penambang tradisional, dan pemotong kayu.
“Lokasi pekerjaan mereka kebanyakan ada di hutan sehingga desa kosong, yang tersisa di kampung hanya anak-anak . Sehingga, partisipasinya menjadi kurang karena perlu berminggu-minggu untuk bekerja. Kalau di Bartim petaninya dekat dengan lokasi desa yang ada TPS-nya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Awongganda mengemukakan, rendahnya tingkat partisipasi di Mura bukan terjadi karena sebaran TPS lebih sedikit dibanding kondisi geografis yang sulit dijangkau. Untuk pemilih yang menggunakan KTP, menurutnya jumlahnya tak terlalu signifikan karena hanya berjumlah 8.581 orang. (*)

Tidak ada komentar: