Mencegah Masuknya Virus Flu Babi di Kalteng
Laporan: Alfrid U
PALANGKA RAYA-Isu flu babi mulai menghantui masyarakat Indoensia. Setelah ditemukan positif Influenza A H1-N1 sebanyak 8 orang kewarganegaraan asing di Bali dan di Jakarta. Meski belum ada warga negara Indonesia terjangkit, pemerintah Indoensia memperketat pengawasan, hingga ke daerah, terutama pintu masuk dari luar negri ke Indoensia dan mewajibkan warga asing memakai masker.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalteng Tute Lelo, mememinta lembaga dan instansi terkait untuk mengintensifkan pengawasan, terutama disejumlah pintu masuk ke wilayah Kalteng, yakni jarul darat, laut mapun udara.
Meski demikian Tute, memastikan kecil kemungkinan virus flu babi masuk ke wilayah Kalteng melalui jarul udara, karena tidak ada penerbangan langsung dari luar negri ke wilayah Kalteng. “Untuk jalur darat dan laut perlu diintensifklan pengawasan. Terutama pelabuhan laut disejulah daerah di Kalteng. Juga kemungkinan masuk dari pelabuhan laut di Kalsel,” ujarnya, di Palangka Raya, kemarin.
Selain melaukan pengawasan di sejumlah pintu masuk wilayah Kalteng, pihaknya juga secara intensif melakukan pemantauan dan penyemprotan desinfektan peternakan babi milik masyarakat Kalteng. “Saya berharap di Kabupaten juga dapat melakukan pemantauan dan penyemprotan desinfektan secara intensif kepada ternak babi masyarkat paling tidak tiga kali seminggu,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng, Don Leiden menukas sulit melakukan pengawasan dan mengantisifasi masuknya flu babi di wilayah Kalteng, lantaran terkendala serana dan prasarana. Menurut Don, untuk mendeteksi terjangkitnya seseorang yang positif terjangkit virus H1N1, memerlukan peralatan canggih dengan dana besar. “Sarana dan prasarana (antisipasi flu babi) kita masih kurang. Dana kita dalam hal ini tidak tersedia,” tukasnya.
Dikemukannya, untuk mengatasi kekurangan tersebut, fasilitas penanganan flu burung, dialihkan untuk menangani flu babi, sebab cara penanganannya tak jauh berbeda. Ruang isolasi di RSUD Doris Sylvanus yang sebelumnya disiapkan untuk menangani flu burung, bisa dipakai untuk flu babi.
Don menandaskan, pihaknya saat ini lebih mengutamakan promosi dan preventif masuknya penyakit itu ke Kalteng, yakni, dengan menyiagakan pos kesehatan di setiap pintu masuk daerah ini, seperti pelabuhan dan bandara. “Kita juga melakukan sosialisasi ke masyarakat, supaya jangan terlalu dekat dengan orang yang positif flu babi,” tandasnya.
Meski demikian, kata Don, masyarakat diimbau tak perlu takut penyakit ini terjadi di Kalteng, pasalnya, penyebaran virus H1NI terhadap manusia di Indonesia, sangat kecil kemungkinannya, sebab di indonesia hanya ada 2 musim, hujan dan kemarau.
“Kebanyakan terjadi jika untuk musim kemarau virusnya sudah mati, sehingga penyebaran virus ini tak perlu terlalu dibesarkan,” jelasnya seraya menambahkan, flu babi yang diberitakan masuk Indonesia tersebut merupakan bawaan dari turis asing ketika berkunjung ke Indonesia. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar