12 Agu 2009

Raskin 2009 Baru Tersalur 83,19 Persen

Laporan: Alfrid U

PALANGKA RAYA –
Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Kalteng Sugiatna Sumawikarta mengatakan, selama periode Januari-Juli 2009, penyaluran beras miskin (raskin) kepada rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM) belum mencapai 100 persen.
Menurut dia, ada beberapa kendala yang dihadapi selama pendistribusian raskin. Antara lain, pagu raskin dari pemerintah pusat baru turun pada Februari 2009. Akibatnya, pagu provinsi dan kabupaten juga ikut terlambat disalurkan.
Pasalnya, pagu RTS sasaran secara drastis menyebabkan sebagian pihak kecamatan atau desa menolak raskin karena merasa takut atau sulit mendistribusikan raskin yang tak mencakup RTS sasaran tahun 2008 di wilayah bersangkutan.
“Hingga 31 Juli, raskin yang tersalur baru 14.415.405 kilogram atau 83,19 persen dari target 17.328.120 kilogram,” ujar Sugiatna Sumawikarta pada Rapat Evaluasi Raskin Semester Satu Tahun 2009 di Hotel Batu Suli, kemarin.
Selain itu, pihak aparat kecamatan, desa, dan kelurahan sebelumnya sibuk menyukseskan pemilu legislatif (pileg) serta pemilu presiden dan wakil presiden (pilpres). “Beberapa alur sungai terjadi pendangkalan. Ini mengakibatkan distribusi melalui moda transportasi sungai ditunda terlebih dahulu. Moda transportasi darat menuju titik distribusi terkendala jalan yang rusak saat musim penghujan,” ucapnya.
Kendala lain, terangnya, ada daerah yang masih menunggak pembayaran sehingga penyaluran bulan berikutnya ditangguhkan. Berdasarkan data Bulog Divre Kalteng per 31 Juli, sisa tunggakan mencapai Rp 2.861.563.900 pada 12 kabupaten dan kota kecuali Kapuas dan Pulang Pisau (Pulpis). Selain itu, tak semua pemerintah kabupaten (pemkab) dan pemerintah kota (pemko) menyediakan dana talangan untuk pembayaran dana pendamping raskin.
Untuk pagu raskin 2009, Kadivre Bulog mengatakan ada penurunan dibanding 2008. Tahun ini, jumlahnya 26.566.740 kg untuk 147.593 RTS, sedangkan tahun lalu mencapai 33.568.880 kg untuk 197.464 RTS. Artinya, ada penurunan sekitar 25,26 persen untuk RTS-PM dan 20,86 persen untuk pagu tahunan.
“Pagu ini tersebar bagi 14 kabupaten dan kota dengan penerima terbesar adalah Kapuas sebanyak 6.928.200 kilogram, disusul Palangka Raya sebanyak 2.440.000 kilogram dan Pulpis sebanyak 2.086.380 kilogram,” katanya.
Dibagian lain, Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan Setda Provinsi Kalteng Tagah Pahoe, saat pembukaan mengatakan, raskin merupakan wujud komitmen pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat miskin. Tujuannya mengurangi beban pengeluaran rumah tangga miskin serta meningkatkan akses mereka dalam pemenuhan kebutuhan pokok pangannya.
Dijelaskannya, indikator kinerja program raskin ditunjukkan dengan tercapainya enam target yang dikenal dengan 6T. Itu adalah tepat sasaran penerima manfaat, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat administrasi, dan tepat kualitas.
“Raskin hanya diberikan kepada RTS-PM hasil pendataan BPS (Badan Pusat Statistik) dan diberi identitas berbentuk kartu raskin atau lainnya. Jumlah raskin yang merupakan hak RTS-PM adalah 15 kg per RTS per bulan selama 12 bulan. Harga tebusnya sebesar Rp 1.600 kg per netto di titik distribusi atau warung desa,” kata Tagah menjabarkan arti 6T.
Mengenai harga raskin per kilogram, menurutnya itu memang tergantung pada kondisi geografis tiap daerah. Agar tak melebihi harga yang sudah ditetapkan, maka dukungan pemda setempat sangat diperlukan dalam hal dana talangan. Waktu pelaksanaan distribusinya juga harus sesuai dengan rencana distribusi dengan kualitas beras sesuai standar Bulog.
“Semua yang terlibat dalam pelaksanaan program raskin diminta bersungguh-sungguh menjalankan tugas mulia ini. Itu sebagai bentuk kepedulian dan perhatian terhadap saudara yang kurang mampu. Yang perlu diperhatikan adalah RTS-PM harus berdasarkan by name by address atau betul-betul tepat sasaran,” pungkasnya. (*)

Tidak ada komentar: