3 Agu 2009

Kalteng Gandeng Investor Asing

Bangun Rel Kereta Api Khusus Angkutan Batubara

Laporan: Alfrid U

PALANGKA RAYA-
Rencana Pemerintah Provinsi Kalteng membangun Rel Kereta Api khusus angkutan Batubara makin mantap. Rencana tersebut mendapat dukungan dari investor Cina, dan Korea dan telah menyatakan kesiapannya mengucurkan dana pembangunan, bahkan invetor Jepang mulai intensif melakukan studi lapangan.
Wakil Gubernur Kalteng Acmad Diran mengatakan, program pembangunan jalan rel kereta api tetap dilanjutkan, bahakan provinsi telah menggandeng beberapa investor asing, seperti Cina, Korea dan Jepang. Hal tersebut menepis isue miring bahwa pembangunan Rel KA tersebut bakal gagal.
”Program pembangunan jalan Rel KA tetap dilanjutkan dengan menggandeng sejumlah investor luar negeri yang berminat untuk melakukan studi kelayakan (feasibility study) rute yang akan dilintasi. Saat ini untuk studi kelayakan sudah disanggupi investor Jepang,” ujarnya di Palangka Raya, kemarin.
Dikemukakannya, pembangunan Rel KA itu sepenuhnya dibiayai oleh pihak swasta bekerjasama dengan pemerintah pusat. ”Tidak akan menggunakan kucuran dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Pembangunan dibangun dengan sistem kerjasama swasta dan pemerintah melalui APBN,” ungkapnya.
Selain itu, tutur wagub, investor juga diminta menjalin kerjasama dengan para pemegang izin tambang batubara yang selama ini mengangkut hasil produksinya menggunakan tongkang di jalur. "Daripada diangkut menggunakan sungai yang sering pasang surut, lebih baik perusahaan tambang mendukung pembangunan rel kereta api untuk menyalurkan hasil produksinya," tuturnya.
Terpisah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalteng Syahrin Daulay menambahkan, proyek pembangunan jalan rel kereta api tahap I rute Palaci - Bangkuang senilai 740 juta dollar AS pada akhir bulan ini akan memasuki tahap penjajakan pasar (market sounding). "Proyek itu memasuki tahap penjajakan pasar (market sounding) sehingga diharapkan bisa segera ditawarkan ke publik untuk dikerjakan," ungkapnya.
Sedangkan, rute penuh dari trase jalan rel kereta api tersebut mengacu hasil studi kelayakan Konsultan Transportasi Jepang (Japan Transportation Consultant Incorporated/JTC) yakni Palaci - Puruk - Makunjung - Muara Teweh - Montalat - Pematang Karau - Bangkuang sepanjang 185 kilometer yang berakhir di Sungai Barito, di wilayah Barito Selatan.
Dalam studi kelayakan itu juga disebutkan taksiran biaya pembebasan lahan senilai 53 juta dollar AS,dan biaya konstruksi 693 juta dollar, sedangkan nilai "economic feasibility" sebesar 24 persen, "financial feasibility" sebesar 19 persen dan periode proyek 18 tahun. (*)

Tidak ada komentar: