7 Agu 2009

Karo Ops Polda Kalteng Lecehkan Wartawan

Laporan: Alfrid U

PALANGKA RAYA-Profesi mulia sebagai wartawan yang bertugas sebagai pembawa kabar kembali dilecehkan. Ketidak pahaman terhadap pilar ketiga demokrasi ini, ternyata tidak hanya masyarakat awam. Namun juga, korps berbaju cokelat yang
Profesi Wartawan Selalu Dikaitkan Dengan Amplopnotabene mengerti hukum, seprti Kepala Biro Operasi (Karo Ops) Polda Kalteng, Kombes Polisi Drs. Jhoni Tangkudung.
Peristiwa memalukan tersebut terjadi, Kamis (6/8)ketika “Rapat Koordinasi Kemanan, Ekonomi dan Dampak El-Nino Provinsi Kalteng,” berlangsung di gedung Pertemuan Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalteng. Saat itu, hadir sejumlah kepala daerah, unsure muspida, kepala dinas dan instansi terkait. Rakor dipimpin langsung oleh Gbernur Kalteng Agustin Teras Narang.
Kejadian bermula saat sejumlah wartawan nasional, dan local, diantaranya Kompas, Media Indoensia, Kalteng Pos, Banjarmasin Pos, Borneo News, Radar Sampit, Palangka Pos, Dayak Pos, Radio Elsinta, dan Suluh Nusantara Online yang sedang meliput proses Rakor berlangsung.
Dengan tidak sadar orang nomor tiga di Polda Kalteng tersebut mengucapkan kalimat yang tidak pantas dan tidak etis dihadapan forum, yang tujuannya langsung mengarahkan ke profesi wartawan ketika sedang menjadi narasumber dan memaparkan materi strategi pengaman.
”Apakah disini ada wartwan. Tolong ya of the record, nanti dipolitisir yang macam-macam lagi beritanya. Kalau begitu karena ada wartwan saya ngga jadi cerita. Tapi kalau wartawan ini yang penting dipertebalkan amplopnya aja lah,” ujarnya, sambil melihat kea rah wartawan yang kebetulan duduk disudut kanan bagian belakang.
Pernyataan spontan yang dilontarkan perwira polisi yang menyandang pangkat melati tiga dipundaknya itu, tak hayal membuat semua mata para peserta Rakor tertuju kearah sekelompok wartawan yang duduk di bagian belakang, sambil tertawa terkekeh-kekeh.
Akibat pernyataan yang tidak pantas diucapkan seorang pejabat tinggi di Polda ini, wartawan yang hadir meliput acara tersebut mengambil sikap, dan memilih keluar dari ruang rapat, dan memboikot meliput acara tersebut. “Lebih baik kita keluar. Memangnya kehadiran kita ini dalam setiap acara selali mengharapkan amplop,” ucap Yanti, wartawan Media Indonesia.
Sementara itu terkait kejadian memalukan tersebut, Jhoni Tangkudung sesaat setelah memaparkan materi strategi pengamanan mangklarifikasikan kembali ucapananya kepada sejumlah wartawan melalui telepon dengan berkemunikasi langsung mapoun lewat pesan singkat.
Dalam kesempatan tersebut ia mengaku salah dan kelepasan ngomong. Ia pun mengucap maaf. “Saya mengaku kelepasan ngomong, mohon dimaafkan. Pak gubernur juga tadi sudah minta maaf . Besok (hari ini, red) saya mengajak kawan-kawan pers bertemu dan duduk bersama,” ungkapnya yang dikirim dalam pesan pendek kepada sejumlah wartawan.
Pantauan Radar Sampit, kepala daerah yang hadir Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang, Bupati Murung Raya Willy M Yosef, Bupati Katingan Duwel Rawing, Wakil Bupati Kotawaringin Barat, sejumlah Kepala Dinas, badan dilingkungan pemerintah Provinsi Kalteng.
Dari unsure muspida, hadir Komandan Korem 102 Panju-Panjung Kolonel Inf Arm Rudiono Edi, Karo Ops Polda Kalteng Kombes Pol. Drs Jhoni Tangkudung, dan perwakilan dari Kejaksaan Tinggi Kalteng. (*)

Tidak ada komentar: