Laporan: Alfrid U
PALANGKA RAYA–Upaya mempersempit ruang gerak teroris, Desk Antiteror TNI untuk wilayah terotorial Komando Resort Militer [Korem] 102 Panju-Panjung [Pjg] diaktifkan kembali mulai mulai dari tingkat Korem, Kodim, Koramil hingga Babinsa.
Menurut Komandan Korem 102/Pjg Kolonel Arm Rudiono Edi, pengaktifan kembali Desk Antiteror setelah sekian lama mengalami fakum. Namun, atas peritah Panglima, guna membatasi ruang gerak teroris di wilayah terpencil Desk Antiteror diaktifkan kembali dengan menempatkan intel TNI di Koramil dan Babinsa.
Selain menempatkan anggota Intel TNI di Koramil dan Banbinsa, juga membuat jaringan intel melalui Pamswakarsa, guna memantau gerak gerik kelompok masyarakat yang melakukan kegiatan dimalam hari, seperti belajar pencak silat dan pertemuan-pertemuan lainnya.
“Perintah atasan, anti teror ini tidakhanya berhenti pada tingkat Kodim, tapi ditingkat Koramil dan Babinsa justru diparbanyak dengan membuat jaringan intel melalui Pamswakarsa,” ujarnya di Palangka Raya, baru-baru ini. “Dengan begitu masyarakat diharapkan bisa memberikan informasi atau kegiatan yang mencurigakan di kampungnya,” timpal Danrem.
Rudiono Edi membeberkan, sejak mendapat perintah dari Panglima TNI pihaknya langsung mengaktifkan kembali Desk Antiteror di daerah dengan melakukan perekrutan Pamswakarsa dari masyarkat setempat. Namun demikian, merincinnya lebih jauh lagi tentang perekrutan Pamswakarsa, dengan alasan rahasia.
“Siapa-siapa orangnya, saya tidak bisa menyebutkannya, karena bersifat rahasia demi keamanan dan keselamatan masyarakat sendiri. Yang jelas intel dari Pamswakarsa hampir tersebar disetiap desa di Kalteng,” bebernya.
Edi mengingatkan terkait kemungkinan adanya aktifitas jaringan tororis di satu wilayah, ia berharap masyarakat senantiasa mewaspadai segala bentuk
kemungkinan yang dapat menimbulkan ancaman NKRI, termasuk terorisme.
“Kalau ada latihan pancak silat yang dilakukan malam hari, kita patut waspada dan kegiatannya harus dipantau terus. Kalau ada aktifitas kumpul-kumpul dimalam hari, apalagi ada aktifitas latihan beladiri dan sebagainya. Patut dicurigai, dan segera laporkan kepada aparat keamanan setempat,” ungkapnya.
Dia menambahkan, kondisi Kalteng sejauh ini masih cukup kondusif. Akan
tetapi, peristiwa penjemputan orang tua teroris Dani yakni, Suhartini di
Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, membuat kita perlu waspada.
“Tidak menutup kemungkinan ada rekan-rekannya di wilayah kita yang kebetulan sealiran dan sepahaman dengan Dani pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton Jakarta,” pungkasnya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar