20 Apr 2009

Sambut Hari Bumi, FPR Kalteng Turun Jalan

Laporan: Alfrid U

PALANGKA RAY-
Menyambut Hari Bumi 22 April mendatang, sejumlah kelompok organisasi peduli lingkungan gelar sejumlah kegiatan. Mereka menamakan dirinya ”Front Peduli Rakyat Kalteng”. Thema yang disusung thema ”Gerakan Rakyat Dalam Memperjuangkan Keadilan Iklim”.
Menurut Direktur Eksekutif Walhi Kalteng, Ari Rompas, aksi ini didasari dari keprihatinan terhadap kondisi lingkunagn Kalteng. Dampak dari kerusakan ekologi hari ini yang diakibatkan tingginya emisi dan laju degradasi hutan yang cepat mengakibatkan daya dukung ekologi semakin hancur.
”Fakta tersebut karena diakibatkan oleh negara-negara maju dengan industri dan komsumsi yang berlebihan dan investasi skala besar yang destruktif dan massif seperti perkebunan, tambang, HPH, Energi dan eksploitasi gambut,” ungkapnya, kemarin, di Palangka Raya.
Dikemukakannya, dampaknya sudah dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat dan mengancam keberlanjutan hidup umat manusia dibumi dengan terjadinya perubahan iklim yang mengakibatkan bencana dimana-mana seperti banjir, kekeringan, mencairnya es dikutub utara dan selatan karena meningkatnya suhu bumi dan mengancam ketahanan pangan rakyat karena berpengaruh langsung disektor pertanian.
”Dampak tersebut dirasakan juga oleh masyarakat yang ada di Kalimantan Tengah, sehingga penting untuk menyuarakan keadilan iklim bagi bagi rakyat Kalimantan Tengah dalam membendung laju kerusakan hutan,” ungkapnya.
Proses perjuangan masyarakat dalam menyuarakan keadilan ekologi sebelumnya masih banyak disuarakan oleh aktivis yang peduli lingkungan khususnya organisasi yang konsen terhadap isuse-isue lingkungan. Namun hal itu belumnya cukup untuk merubah cara pandang masyarakat umum terhadap lingkungan apalagi merubah kebijakan yang merupakan salah satu faktor utama kerusakan lingkungan hidup di Kalimantan Tengah.
Untuk menekan kebijakan lokal yang lebih berpihak pada lingkungan yang adil penting untuk merangkul semua golongan masyarakat sipil terutama organisasi-organisasi sektoral yang selama ini menjadi agen perubahan, seperti golongan pemuda, mahasiswa, kaum tani, kelas buruh dan golongan cendekiawan juga harus dilibatkan dalam gerakan penyelamatan bumi ini dengan aksi nyata yang lebih progresive.
”Perjuangan untuk memperoleh lingkungan yang lebih baik adalah perjuangan demokratis yaitu perjuangan yang memiliki karakter luas, menghimpun segenap potensi demokratis massa dari seluruh sektor, semua golongan untuk bersatu padu merebut hak-hak demokratis termasuk hak atas lingkungan yang selama ini belum dipenuhi oleh pemerintah yang berkuasa,” imbuhnya.
Mereka yang tergabung dalam Front Peduli Rakyat Kalteng, yakni terdiri dari LSM, Organisasi Petani, kelompok mahasiswa, dan lainnya. Diantaranya, Save Our Borneo (SOB), Walhi Kalteng, JARI Kalteng, Pokker SHK,Yayasan Betang Borneo (YBB), Green Studen Movement, Lembaga Dayak Panarung, Yayasan Petak Danum, Mitra Insani dan Serekat Hijau Indonesia (SHI).
Ditingkat organisasi rakyat, bergabung Serikat Petani Kotawaringin (SPKW) Pangkalan Bun, Aliansi Rakyat Tani Barito (ARTB), Aliansi Rakyat Pengelola Gambut (ARPAG). Sedangkan dari kelompok mahasiswa, Mapala Comodo FE Unpar, Mapala Dozer Teknik Unpar, BEM Unpar, BEM Stain, dan Slankers Klub Palangkaraya.
Kegiatan yang digelar, diskusi regular tentang situasi dan kondisi lingkungan. Pemutaran Filem Lingkungan Dan Bencana Ekologis Dan Slide Climate Change. Penanaman Pohon,Konferwil dan Deklarasi SHI Wilayah Kalteng,Pembagian Pamlflet dan Orasi Lingkungan dan Teaterikal dan aksi massa.
”Aksi teaterikal akan dileading oleh SOB dan Slankers Palangkaraya sementara aksi massa akan dilakukan longmarch sepanjang jalan Yos sudarso, Bundaran Besar, Jalan Imam Bonjol dan berakhir dikantor gubernur kalteng,” ungkap pria yang akrap disapa Rio ini. (*)

Tidak ada komentar: