14 Apr 2009

Lima Caleg Gagal Menderita Gangguan Jiwa


Saat Ini Dalam Perawatan BKJM Kelawa Atei

Laporan: Alfrid U


PALANGKA RAYA-Calon legislator yang gagal dalam Pemilu 9 April lalu, satu per satu mulai mendatangi Balai Kesehatan Jiwa Masyarakat (BKJM) Kalawa Atei di Palangka Raya. Mereka yang datang, rata-rata mengaku mengalami depresi berat, stress, dan bahkan ada yang datang sudah dalam kondisi tidak sadar diri alias ‘gila’.
Menurut Kepala BKJM Kalawa Atei, Wineini Marhaeni Rubay, bila kondisi gangguan kejiwaan, seperti defresi dan stress tidak segera diatasi akan mengalami gangguan kejiwaan yang permanen. Bahkan ia memprediksi sejumlah caleg gagal terancam mengalami gangguan kejiwaan.
Diakuinya, saat ini, pasca Pemilu 9 April lalu, BKJM Kalawa Atei sudah menerima 5 pasien gangguan kejiwaan. Namun demikian ia menolak menyebutkan nama pasien dan asal partai. ”Saat ini ada lima pasien. Tiga suporter, dan dua pemain utama (istilah bagi caleg dan pendukung, red),” ujarnya, kepada Radar Sampit, ketika ditemui diruang kerjanya, Senin (13/4) kemarin.
Satu pemain utama, ucapnya, sekarang kondisinya dalam keadaan ’gila’ dan telah dirujuk ke Panti Rehabilitas Kejiwaan, Yayasan Join Adulam Ministry (JAM) di jalan Tjilik Riwut kilometer 18, Palangka Raya. Sedangkan pasien yang satunya lagi masih rawat inap di BKJM Kalawa Atei dan dalam pengawasan pihaknya.
”Begitu masuk tanggal 10 April lalu, pasien yang gila setelah mendapat perawatan secara darurat di BKJM langsung dikirm ke JAM. Dari perilaku aneh pasien, ketika disuruh mandi juga tidak mandi. Disuruh makan juga tidak makan, maunya ketawa melihat hasil perhitungan suara partai,” ungkap Wineini.
Sementara itu, lanjut Wineini, ketiga pasien BKJM Kalawa Atei yang diistilahkannya sebagai suporter tersebut masih menjalani perawatan secara intensif, dan ditangani oleh 4 dokter umum, 1 dokter ahli kejiwaan, dua dokter pisikolog dan dibandu sejumlah perawat kelas profesional.
”Seperti yang saya katakan sebelumnya. Dampak dari gagalnya caleg meraih kursi di dewan tidak hanya caleg probadi, namun juga terjadi pada suporter dan orang terdekat, misalnya istri atau keluarga lainnya sebagai pendudkung panatis,” pungkasnya.
”Sebenarnya yang terlihat hingga saat ini ada tujuh yang mengalami gangguan jiwa. Satu caleg di Kapuas dan satunya lagi caleg di Palangka Raya, tetap hingga saat ini masih memilih perawatan dirumah,” imbuhnya, menolak memberi identisa dan alamat pasien yang dimaksudkannya tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pasca pemilu legislatif 9 April 2009 (hari ini, red) dipastikan akan ‘melahirkan’ caleg-caleg depresi akibat gagal meraih kursi dewan. Untuk menampung caleg stres akibat bangkrut, Balai Kesehatan Jiwa Masyarakat (BKJM) Kalwa Atei Palangka Raya telah menyiapkan kamar khusus, baik untuk stres ringan mapun untuk stres akut atau ’gila’.
Untuk pasien gila, secara khusus dibangun dua kamar dengan standar kemanan terjamin. Kamar tersebut mirip ruang kamar sel tahanan yang dilengkapi dengan sekat-sekat terali besi dan pintu besi. Selain itu, juga disiapkan tim khusus yang terdiri dari 4 dokter umum, 1 dokter ahli kejiwaan, dua dokter pisikolog dan dibandu sejumlah perawat kelas profesional untuk menangani caleg stres itu.
”Antisipasi sementara mengingat ini merupakan Balai Jiwa, kita siapkan penampung berupa kamar rawat inap, meski jumlahnya terbatas,” ujar Kepala BKJM Kalawa Atei, Wineini Marhaeni Rubay, ketika ditemui diruang kerjanya, Rabu (8/4) kemarin. Namun demikian, ucapnya, bila ternyata kurang maka akan dirujuk ke RSUD dr Doris Sylvanus, Palangka Raya.
”Sedangkan untuk penderita stres akut kita juga sudah disiapkan dua ruang khusus yang stnadar kemanannya terjamin, dan apabila nantinya tidak bisa menangpung karena jumlahnya meningkat terpaksa di rujuk ke rumah sakit jiwa di Kalimantan Selatan,” lanjut ibu yang akrap disapa dokter Wineini ini.
Wineini menjelaskan, meski mengaku pihaknya tidak menyiapkan secara khusus hanya terkait adanya dugaan meningkatnya penderita stres terhadap caleg setelah pesta akbar Pemilu 9 April ini, namun hal tersebut patut di antisipasi, mengingat para Caleg yang saat ini sedang bertarung mati-matian berebut kursi DPR, sangat berpotensi besar terserang depresi hingga berujung sakit jiwa.
”Jika Caleg itu gagal memperebutkan kursi DPR, DPRD, maupun DPD, maka selain harta yang terkuras habis, mereka juga menanggung malu, depresi, sakit hati, jengkel karena kalah persaingan, serta setumpuk persoalan yang sangat komplikasi. Oleh karena itu perlu perawatan untuk memulihkan kembali kondisi kejiwaan agar tidak defresi berat hingga gila,” ucapnya. (*)

Tidak ada komentar: