9 Apr 2009

Menjelang Pemilu, Peredaran Uang Palsu Nihil

Laporan: alfrid Uga

PALANGKA RAYA-Prediksi peredaran uang paslu meningkat menjelang pemilihan umum (pemilu) 9 April, ternyat nihil. Hal serupa juga dengan prediksi Bank Indoensia, peredaran uang bakal meningkat, namun ternyata juga normal alias tidak mengalami peningkatan yang cukuf signifikan.
Hal tersebut dikemukanan, Plt. Kepla Bank Indonesia Cabang Palangka Raya, yang juga menjabat sebagai Defuti Pemimpin, Mursyahbani, kepada Radar Sampit, ketika ditemui diruang kerjanya, Rabu (8/4) kemrain.
Menurt dia, peredaran uang setiap bulannya normal-normal saja, rata-rata peredaran Rp 250 miliar perbulan. ”Normal saja, yang artinya tidak ada gejolak yang signifikan, termasuk menjelang Pemilu, perputaran uang biasa saja. Alhamdullah kita bersyukur,” katanya.
Menyinggung soal uang palsu. Mursahbani mengemukakan, peraderaan uang palsu yang sempat dikawatirkan msampai hari ini, bahkan detik ini juga kita tidak mendapatkan, jadi semuanya norwarnai pesta demokrasi, ternyata hasilnya nihil.
”Yang dikawatirkan mewarnai pesta demokrasi adalah maraknya peredaran uang palsu, namun ternyata faktanya tidak. Lagi-lagi saya mengatakan bersyukur dan mengucapkan Alhamdullilah, yang dikawatirkan tidak terjadi,” ucap Mursahbani.
Terkait dengan penukaran uang pecah, yang juga dikawatirkan akan terjadi penukaran secara besar-besaran menjelang Pemilu, lagi-lagi Mursahbani mengatakan, kekawatiran tersebut juga tidak terjadi, bahkan kondisinya tergolong normal, alias tidak mengalami lonjakan yang cukup signifikan.
”Sselama ini kita hanya melayani toko-toko, masyarkat umum yang kebetulan menukar ditempat kita, dan kemudian yang mereka lakukan seperti biasanya. Keadaan ini seperti tidak menjelang Pemilu. Kalau biasanya menukar dua sampai tiga juta per sekali penukaran, tetap dua sampai tiga juta menjelang Pemilu,” jelasnya, seraya menimpali.
”Demikian juga dengan toko-toko, biasanya penukaran dari uang besar ke uang pecah berkisaran Rp 3-5 juta, ya tetap Rp 3-5 juta juga. Jadi tidak ada lonjakan tajam pada saat Pemilu,” timpal Mursahbani.
Memang seblumnya, ucap Mursahbani, diprediksi menjelang Pemilu ada peningkatan perputaran uang termasuk soal penukaran, namun faktanya hingga menjelang pemilu besok (hari ini, red) tidak ada yang berlebihan semuanya normal.
Kalaupun terjadi, katanya, ada penukaran yang berlebihan dan tidak seperti biasanya, maka pihaknya juga harus hat-hati dan mengawasi, disamping takutnya digunakan dalam money politik, juga karena penyediaan akan uang kecil juga tidak terbatas, karena jumlahnya tersedia hanya untuk penukaran yang biasa.
”Tren penukaran dari uang besar ke uang kecil pada bulan januari Rp 100 juta per bulan, kemudian tiba-tiba menjelang Pemilu meningkat menjadi Rp 150 juta, maka kita juga hati-hati ada apa yang terjadi dibalik penukaran tersebut. Alhamdullilah, nampaknya kekawatiran tersebut tidak terjadi dan biasa saja,” imbuhnya.
Dia menambahkan, sebelumnya memang dari kantor pusat Bank Indoensia memprediksi adanya peningkatan jumlah perputaran uang dan penukaran dari uang besar ke kecil menjelang Pemilu. Oleh karenanya kator pusat menekankan pihaknya harus menghitung berapa kenaikan, kenaikan tersebut harus disediakan, termasuk soal antisipasi adanya peningkatan penukaran dari uang besar ke kecil harus diwaspadi.
”Biasanya untuk perputaran uang dari Rp 250 miliar per bulan, kita naikkan menjadi Rp 400 miliar perbulan, tetapi ternyata dalam-bulan lalu misalnya dari januari, Maret hingga April ini masih saja berkisar Rp 250 miliar. Termasuk penukaran dari uang besar ke kecil, biasanya berkisar anatar Rp 1 Miliar hingga Rp 2 Miliar, ternyata juga masih tetap, tidak ada kenaikan,” pungkasnya. (*)

Tidak ada komentar: