9 Apr 2009

Disiapkan Dua Rungan Khusus, Mirip Kamar Sel Penjara


Bagi Caleg Defresi Hingga Gangguan Jiwa Akut ’Gila’

Laporan: Alfrid U

PALANGKA RAYA- Pasca pemilu legislatif 9 April 2009 (hari ini, red) dipastikan akan ‘melahirkan’ caleg-caleg depresi akibat gagal meraih kursi dewan. Untuk menampung caleg stres akibat bangkrut, Balai Kesehatan Jiwa Masyarakat (BKJM) Kalwa Atei Palangka Raya telah menyiapkan kamar khusus, baik untuk stres ringan mapun untuk stres akut atau ’gila’.
Untuk pasien gila, secara khusus dibangun dua kamar dengan standar kemanan terjamin. Kamar tersebut mirip ruang kamar sel tahanan yang dilengkapi dengan sekat-sekat terali besi dan pintu besi. Selain itu, juga disiapkan tim khusus yang terdiri dari 4 dokter umum, 1 dokter ahli kejiwaan, dua dokter pisikolog dan dibandu sejumlah perawat kelas profesional untuk menangani caleg stres itu.
”Antisipasi sementara mengingat ini merupakan Balai Jiwa, kita siapkan penampung berupa kamar rawat inap, meski jumlahnya terbatas,” ujar Kepala BKJM Kalawa Atei, Wineini Marhaeni Rubay, ketika ditemui diruang kerjanya, Rabu (8/4) kemarin. Namun demikian, ucapnya, bila ternyata kurang maka akan dirujuk ke RSUD dr Doris Sylvanus, Palangka Raya.
”Sedangkan untuk penderita stres akut kita juga sudah disiapkan dua ruang khusus yang stnadar kemanannya terjamin, dan apabila nantinya tidak bisa menangpung karena jumlahnya meningkat terpaksa di rujuk ke rumah sakit jiwa di Kalimantan Selatan,” lanjut ibu yang akrap disapa dokter Wineini ini.
Wineini menjelaskan, meski mengaku pihaknya tidak menyiapkan secara khusus hanya terkait adanya dugaan meningkatnya penderita stres terhadap caleg setelah pesta akbar Pemilu 9 April ini, namun hal tersebut patut di antisipasi, mengingat para Caleg yang saat ini sedang bertarung mati-matian berebut kursi DPR, sangat berpotensi besar terserang depresi hingga berujung sakit jiwa.
”Jika Caleg itu gagal memperebutkan kursi DPR, DPRD, maupun DPD, maka selain harta yang terkuras habis, mereka juga menanggung malu, depresi, sakit hati, jengkel karena kalah persaingan, serta setumpuk persoalan yang sangat komplikasi. Oleh karena itu perlu perawatan untuk memulihkan kembali kondisi kejiwaan agar tidak defresi berat hingga gila,” ucapnya.
Menyinggung soal jumlah pasien sakit jiwa. Menurut dr Wineini, cenderung meningkat dari tahun ke tahun, bahkan untuk beberapa bulan jumlahnya meningkat signifikan. Persentase kenaikan dari tahun 2006 ke 2007 tercatat 130 persen. "Dari tahun 2007 ke 2008 sekitar 38 persen. Dan di tiga bulan pertama tahun 2009 ini, yakni dari Januari, Maret, April, kelihatan ada peningkatan yang cukup signifikan," katanya.
Sedangkan, pada bulan Januari 2009 tercatat sebanyak 132 pasien pasien di Kalawa Atei. Jumlah pasien ini meningkat menjadi 150 pasien pada Februari 2009. ”Pada bulan Maret 2009, jumlah pasien di Kalawa Atei naik menjadi 139 orang. Jumlah pasien baru Kalawa Atei tahun 2008 tercatat 1.262 orang, sedangkan pasien lama lebih dari 3.000 orang,” imbuhnya. (*)

Tidak ada komentar: