12 Apr 2009

Elit Politik Mulai Intens Bicara Capres

Laporan : Alfrid U

PALANGKA RAYA-Pesta rakyat paling akbar 9 April baru saja usai. Meski belum diketahui hasilnya, sejumalah elit politik dari partai besar mulai intens membicarakan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Capres-Cawapres), yang diusung pada pemilihan presiden (pilpres) pada bulan Juli 2009 mendatang.
Tokoh politik tiga jaman, Sabam Sirait dari PDI Perjuangan, misalnya, telah memastikan mengusung Ketua Umum Megawati Soekarnoputri sebagai Capres pada pilpres mendatang. ”Sesuai amanat partai, Ketua Umum berhak maju sebagai Capres pada Pilpres mendatang,” ujarnya, kepada sejumlah wartawan, di Palangka Raya, Kamis (9/4) kemarin.
Namun demikian, katanya, yang akan menjadi masalah, apabila nantinya PDI Perjuangan tidak mencapai 20 persen kursi di DPR RI, maka selanjutnya PDI Perjuangan akan berkualisi dengan partai lain, sebagai tiket maju pada pilpres 2009 mendatang. Partai yang dilirik PDI Perjuangan adalah Partai Golkar, meski demikian tidak menutup kemungkinan akan berkualisi dengan partai yang lain.
”Ada kuat dugaan untuk menghadapi Peilpres mendatang, Partai Golkar dan PDI Perjuangan akan berkualisi. Tetapi tetap keinginan kita, PDI Perjuangan menjadi yang pertama (Capres, red),” ujar anggota DPR RI yang juga anggota Dewan Pertimbangan PDI Perjuangan, Sabam Sirait.
Menyinggung kemungkinan perolehan suara PDI Perjuang merosot dibawah Partai Golkar, sehingga harus menempatkan Megawati sebagai wakil Presiden dalam kualisi PDI Perjuangan dengan Partai Golkra. Menurut Sabam Sirait, kemungkinan tersebut mungkin saja terjadi.
”Itu sesuatu bukan yang mustahil, sebaliknya bila Partai Golkar nomor dua dari PDI Perjuangan juga akan demikian. Dari pembicaraan yang ada, arah pembicaraan memang mengarah adanya kualisi dua partai untuk maju sebagai Capres dan Cawapres,” beber Anggota Dewan Pertimbangan PDI Perjuangan ini, seraya menimpali.
”Semua akan jelas setelah hasil perhitungan suara akhir. Namun perlu diingat dan kita cegah adanya kualisi money politik, antara partai besar dengan partai kecil untuk mencapai 20 persen, sebagai tiket maju pada pilpres mendatang,” ucap mantan Anggota Dewan Pertimbangan Agung ini.
Seperti diketahui, pertemuan politik pertama Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla pada pertengahan bulam Maret lalu belum menghasilkan keputusan strategis. Kedua pemimpin partai besar itu hanya membahas hal-hal umum seperti kesepakatan untuk mengadakan pemilu secara damai, belum sampai pada tahap koalisi.
Pertemuan Megawati dan Jusuf Kalla berlangsung tertutup selama 30 menit di sebuah rumah di Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat. Kalla yang bertindak sebagai tuan rumah datang menyambut Mega yang datang bersama putrinya, Puan Maharan.
Usai pertemuan, kedua tokoh politik tersebut sempat memunculkan rumor bahwa JK akan dijadikan sebagai cawapres. Namun, isu itu dibantah mentah-mentah oleh Wakil Sekjen Golkar Rully Chairul Azwar. "JK mau maju sebagai Presiden kok, bukan menjadi wakil," kata Rully di Gedung DPR.
Menurut Rully, belum ada kesepakatan apa-apa dengan PDIP. Pertemuan tersebut hanya penjajagan sebelum koalisi. Namun katanya, bukan berarti prinsip Golkar bisa ditawar. Sebab Golkar menunggu hasil Pemilu legislatif nanti. "Semua dalam politik itu tidak ada yang pasti. Kalau Golkar hasil pilegnya tidak ada apa-apanya, mau ngomong sama siapa pun kita enggak didenger," terangnya. (*)

Tidak ada komentar: