10 Jan 2010

Inflasi Palangka dan Sampit Capai Rekor Terendah

Laporan: Alfrid U

PALANGKA RAYA-
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kalteng Dantes Simbolon, mengatakan laju inflasi tahun kalender di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), pada tahun 2009 lalu mencapai angka terendah dalam enam tahun terakhir, yakni sebesar 1,39 persen.
Kendati demikian, penurunan inflasi tahun lalu terjadi hampir merata di semua daerah termasuk di Kota Palangka Raya dan Sampit, yang menjadi dua kota indeks harga konsumen di provinsi itu. “Dalam catatan kami itu merupakan rekor inflasi terendah di Kalimantan Tengah sejak 2004 lalu,” ungkapnya di Palangka Raya, baru-baru ini.
Menurut pria asal Sumatra Utara ini, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, capaian inflasi tahun 2009 menurun tajam yakni secara berurutan sejak tahun 2004 inflasi sebesar 7,25 persen, tahun 2005 sebesar 12,12 persen, tahun 2006 sebesar 7,72 persen, tahun 2007 sebesar 7,96 persen, dan tahun 2008 sebesar 11,65 persen.
“Kota Palangka Raya pada Desember tahun lalu tercatat mengalami inflasi sebesar 0,34 persen, yang didorong kenaikan harga sejumlah komoditas seperti beras, ikan baung, rokok kretek filter, ikan gabus dan telur ayam ras,” beber Dantes.
“Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi selama periode yang sama yakni daging ayam ras, kacang panjang, jeruk, ketimun, dan ikan patin,” timpalnya.
Lebih lanjut dikemukakannya, dari tujuh kelompok pengeluaran, sebanyak empat kelompok mengalami kenaikan indeks harga, yakni kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau, sebesar 0,83 persen, kelompok sandang 0,55 persen, kelompok bahan makanan 0,48 persen, dan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,1 persen.
Sedangkan satu kelompok pengeluaran lain yakni pendidikan, rekrasi, dan olahraga mengalami penurunan harga sebesar 0,24 persen, sedangkan dua kelompok lain yakni kesehatan dan transpor, komunikasi, dan jasa keuangan tidak mengalami perubahan harga.
Kondisi berbeda terjadi di Sampit, ibu kota Kabupaten Kotawaringin Timur, ucapnya, pada Desember lalu justru mencatat deflasi sebesar minus 0,43 persen, dan laju inflasi tahun kalender 2009 sebesar 2,85 persen,” lanjutnya.
“Deflasi di Sampit itu antara lain dipicu penurunan harga daging ayam ras, ketimun, cabe rawit, bandeng, dan tenggiri, sedangkan harga komoditas yang mengalami kenaikan diantaranya beras, gula pasir, kayu balokan, bawang merah, dan baung,” ucapnya.
Dantes menjelaskan, selain Bank Indonesia, BPS Kalteng juga ikut menghitung nilai inflasi Provinsi Kalteng yang merupakan gabungan Palangka Raya dan Sampit. Pada Desember lalu ditetapkan sebesar 0,003 persen dengan nilai indeks harga konsumen 116,88 persen. “Laju inflasi tahun kalender di Kalteng tercatat lebih tinggi dari inflasi Palangkaraya yakni 2,2 persen karena tambahan inflasi dari Sampit,” jelasnya. (*/Radar Sampit)

Tidak ada komentar: