Laporan: Alfrid U
PALANGKA RAYA-Musibah banjir kembali melanda Kalteng. Dilaporkan, sejak akhir Desember lalu ingga Januari 2010, banjir terus meluas dan telah merendam ribuan rumah dan ratusan hektare lahan pertanian di 10 kabupaten/kota di Kalteng. Wakil Gubernur Kalteng Achmad Diran menyimpulkan, penomena alam ini akibat perubahan cuaca.
“Sepuluh kabupaten/kota sudah melaporkan terjadinya banjir di wilayah masing-masing. Hal ini jelas diakibatkan oleh penomena perubahan cuaca,” kata Diran, di Palangka Raya, Jumat (15/1).
Diran mengakui, sebagian besar wilayah Kalteng yang berada didataran rendah rawan banjir. Hal ini terjadi hampir setiap tahun saat curah hujan meninggi. Kendati demikian pemerintah daerah sepakat bahwa musibah itu harus tetap ditanggulangi bersama.
“Sepuluh daerah yang telah melaporkan musibah banjir pada Januari ini yakni Kabupaten Katingan, Kapuas, Pulang Pisau, Barito Timur, Murung Raya, Barito Utara, Sukamara, Seruyan, dan Barito Selatan, dan Kota Palangka Raya,” beber Diran.
Menurut Diran, Pemerintah Provinsi Kalteng sendiri saat ini telah mengirim bantuan ke sejumlah daerah yang terkena bencana banjir, sesuai permintaan dari tiap pemerintah kabupaten/kota setempat.
“Bantuan untuk sementara ini baru diberikan kepada korban banjir di delapan kabupaten/kota, di luar Pulang Pisau dan Kapuas, dengan bantuan berupa beras 28 ton, bahan makanan, pakaian, dan peralatan dapur lain,” ungkap Wagub.
Mantan Bupati Barito Selatan ini, meminta seluruh kabupaten/kota setempat tetap waspada, mengingat banjir akibat luapan sungai masih terus mengintai dan diperkirakan akan terjadi hingga Maret mendatang.”Kalteng termasuk iklim basah, sehingga curah hujan tinggi akan terus terjadi hingga mencapai puncaknya pada Maret nanti,” himbauan Diran.
Pada kesempatan yang berbeda, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyatakan Provinsi Kalteng sepanjang Januari hingga Februari berada dalam status waspada banjir seiring curah hujan yang turun sudah melebihi ambang batas normal.
“Akhir Desember curah hujan sudah mencapai 553 milimeter di Palangka Raya, sedangkan normalnya hanya 300 milimeter, sehingga ini sudah di atas normal,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Palangkaraya Imam Mashudi.
Imam Mashudi mengatakan, Provinsi Kalteng dengan segera akan memasuki puncak musim hujan yang diperkirakan terjadi pada Januari hingga Februari, sekaligus menjadi waktu rawan terjadinya banjir.
Dari pantauan pihaknya, curah hujan tinggi di atas normal hingga lebih 500 milimeter terjadi di hampir semua daerah setempat, mulai dari wilayah hulu di Murung Raya, Barito Utara, menuju Barito Selatan, turun ke Palangka Raya, hingga ke wilayah Kotawaringin Barat.
“Kewaspadaan tinggi sangat diperlukan untuk permukiman yang berada di sepanjang aliran sungai, terutama bagi daerah yang berada di dataran rendah. Ini sudah sangat rawan banjir dan akan berlangsung lama, sepanjang curah hujan masih tinggi,” jelasnya. (*/Radar Sampit)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar