27 Feb 2009

HIPMI Desak Pemerintah Kucurkan Modal

Bagi Pengusagha-pengusaha Baru

Oleh: Alfrid Uga

PALANGKA RAYA-Krisis ekonomi global menyeret perekonomian bangsa Indoensia sehingga ikut terpuruk. Harga komoditas perkebunan, seperti sawit dan karet ikut anjlok, sementara produk inpor melambung naik. Beruntung kondisi tersebut tak berlangsung lama, meski hingga saat ini krisis yang melanda Indoensia belum juga pulih seratus persen.
Menanggapi hal tersebut Ketua Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI), Erwain Aksa mengungkapkan, HIPMI sebagai pioner dalam menyelesaikan krisis global diharap mampu memberikan kontribusi dan ide-ide yang desktruktif terhadap negara dalam menghadapi krisis global.
“Kita berupaya agar krisis global yang melanda dunia saat ini tidak terlalu berpengaruh terhadap kondisi sejumlah sektor riil di Indonesia, karena 80 persen GNP market dikuasai oleh dalam negeri dan hanya 20 persen yang untuk ekspor,” ujar Erwin dalam keterangan pers di Bandara Tjilik Riwut, Palangka Raya, Jumat (27/2) kemarin.
Erwin yang datang ke Palangka Raya dalam rangka mengikuti Rapat kerja (Rakolwil) Wilayah Jawa, Bali dan Kalimantan, ketika disambangi, mengungkapkan, dalam memulihkan kondisi perekonomian bangsa Indoesia akibat krisis global, HIPMI juga mendesak pemerintah untuk memberikan kucuran modal kepada para pengusaha baru baik melalui PNPM maupun Kredit Usaha Rakyat (KUR), supaya dapat menciptakan pengusaha-pengusaha baru.
“Kita mendesak pemerintah agar memberi kucuran modal bagi pengusaha-pengusaha baru, tentunya pengusaha yang baik dan bersih,” ungkap Erwin kepada sejumlah wartawan, baik cetak mapun elektronik.
Erwin yang didampingi Ketua HIPMI Kalteng Edy Raya Samsuri, dalam memberi keterangan pers, mengatakan saat ini banyak pengusaha-pengusaha di Indonesia yang putus asa dan kurang semangat karena terancam gulung tikar imbas dari krisis global.
“HIPMI memberikan sprit kepada para pengusaha muda serta meminta pemerintah untuk memberikan modal kepada mereka, agar sektor-sektor riil ini tetap berjalan,” katanya, seraya menyebutkan salah satu agenda Rakorwil membahas bagaimana mencari sosuli baik bagai para pengusaha yang terancam gulung tikar tersebut.
Menyinggung soal, turunya harga karet dan kelapa sawit yang berpengaruh terhadap perusahaan perkebunan di Indonesia, Erwin mengatakan, turunya harga tersebut hanya bersifat temporer, dan diperkirakan akan normal kembali dalam waktu dekat ini.
“Saya yakin harga-harga komuditas perkebunan tersebut dapat normal kembali, sehingga tidak memberikan dampak yang besar kepada para pengusaha, termasuk petani,” imbuhnya, yakin bahwa bangsa Indonesia keluar dari krisis ekonomi. (ga)

HIPMI Ikut Bertanggungjawab Sejahtrakan Rakyat
Sementara itu dari arena Rakorwil HIPMI di Aula Gedung Batang Garing, Gubernur Kalteng, Agustin Teras Narang meminta HIPMI bertanggungjawab ikut mensejahtrakan rakyat.
Menurut Gubernut, mensejahterakan rakyat Kalteng tidak hanya ditangan Pemerintah, namun sebagai ujung tombaknya adalah pengusaha diantaranya yang tergabung dalam HIPMI baik di Pusat lebih-lebih di daerah.
“HIPMI dituntut dan memiliki peran strategis untuk menumbuhkan pertumbuhan ekonomi Kalteng yang tahun lalu mencapai 6,2 persen, ditahun 2009 agar mampu bertahan paling tidak di level 6 persen,” ujar Teras.
Gubernur mengungkapkan, meskipun potensi sumber daya alam Kalteng melipah terutama sektor pertambangan dan perkebunan, namun belum tergarap maksimal, oleh karena itu dalam pengelolaannya Gubernur berharap peran HIPMI. “Saya rugi dong kalau meninggalkan HIMPI, sebab kader pengusaha dipusat juga berasal dari kalangan HIPMI,” ungkapnya.
Teras menambahkan, menjelang Pemilu suhu politik memanas, dan satu sama lainnya berbeda-beda warna, tetapi itu hanya saat dibilik suara, setelah itu masyarakat Kalteng termasuk jajaran HIPMI tetap harus bersatu untuk membangun daerahnya. (ga)

Tidak ada komentar: