25 Feb 2009

Bila Makanan Khas Kalimantan Laris di Senayan Jakarta

Pesan Soto Banjar, Anggota DPR RI Sering Nelepon

HARIS LESMANA, JAKARTA

BUKAN cuma hutan Kalimantan saja yang terkenal di ibu kota negara. Ternyata, masakan khas seperti Soto Banjar dan beraneka menu ikan bakar-bakaran juga cukup dikenal di Jakarta. Makanan tersebut dijual khusus di Senayan, kawasan elite gedung DPR/MPR RI.
HARIS LESMANA, JAKARTA
Selasa (24/2) kemarin, tepat seminggu sudah saya berada di Jakarta. Sebagai “penjelajah” baru di Kota Megapolitan, tentu kerepotan juga melihat medan liputan yang jauh berbeda dengan Palangka Raya atau Sampit di Kalimantan Tengah.
Bersama enam wartawan lain sesama anak perusahaan Jawa Pos Group se-Kalimantan, kami rencananya bertahan di Jakarta hingga tiga bulan ke depan. Lalu apa kaitannya dengan Soto Banjar khas Kalimantan? Jawabnya: Jelas berkait.
Hubungan yang pertama, saya sendiri adalah asli kelahiran Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Meski hidup, besar dan bekerja jadi wartawan selama ini tugas di Provinsi Kalteng. Sejak kecil, saya dan banyak orang di Pulau Borneo itu juga sangat doyan makan makanan yang namanya Soto Banjar.
Kaitan berikutnya, karena siang kemarin perut mulai keroncongan, saya yang sedang tandem dengan rekan dari Radar Banjarmasin, mulai membahas di mana mencari warung makan hari itu. Maklum, matahari sudah semakin condong ke barat.
Ringkas kisah, kami berdua berniat keluar dari Senayan. Namun, belum lagi sampai ke lokasi parkir, kami berubah pikiran. Daripada jauh-jauh, karena harus mengitari padat dan bisingnya Kota Jakarta lagi, lebih baik mencoba mampir di Koperasi Pujasera Setjen DPR RI yang ada persis di seberang lokasi parkiran motor.
Sekadar diketahui, untuk bisa masuk ke areal Senayan, memakan waktu cukup lama. Bahkan, mungkin bisa terasa sangat lama berjam-jam tak menentu. Hal itu terjadi karena jalan-jalan yang ada di Kota Jakarta teramat sesak dan padat, serta ketatnya pemeriksaan petugas setiap orang yang ingin masuk ke Senayan.
“Darimana Mas, bagi yang tidak pakai ID Card dilarang masuk ke dalam. Motor silakan parkir di ujung sana, dan kalau ada yang mau ditanyakan, tanyakan saja pada petugas pos berikutnya,” ucap seorang petugas di pos pintu masuk kepada koran ini.
Lokasi DPR/MPR RI sendiri terletak di Kelurahan Senayan, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sebelah barat berbatasan dengan Jalan Gelora, sebelah selatan dengan Kompleks Kantor Menteri Olahraga RI, Kompleks TVRI, dan Kompleks Taman Ria Senayan. Sedang sebelah timur berbatasan dengan Jalan Gatot Subroto, dan Kompleks Menteri Kehutanan di sebelah utaranya.
DPR/MPR RI terdiri dari Gedung Utama (Nusantara) yang berbentuk kubah. Nusantara I atau Lokawirasabha setinggi 100 meter dengan 24 lantai, Nusantara II, Nusantara III, Nusantara IV, dan Nusantara V.
Sementara di tengah halaman, terdapat air mancur dan "elemen elektrik". Juga berdiri Gedung Sekretariat Jenderal dan sebuah Masjid. Atas amandemen Undang-undang Dasar 1945, dalam Kompleks DPR/MPR telah berdiri bangunan baru untuk kantor Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Kembali pada masalah makanan khas Kalimantan tadi. Begitu masuk ke dalam Pujasera Setjen DPR RI, Anda tinggal memilih mau menu masakan apa. Setidaknya ada 17 counter di sana yang menyediakan makanan dari seluruh Indonesia.
Makanan khas Kalimantan terdapat di counter nomor 7. Namun menurut Elly Nurnaningsih (52), pemilik stand makanan yang paling ramai dan laris dibeli di situ adalah Soto Banjar. Bukan cuma
anggota dewan asal Kalimantan saja, namun juga dari daerah lain termasuk beberapa tokoh nasional.
Pemilik stand Soto Banjar khas Kalimantan di Pujasera Koperasi Setjen DPR RI itu menuturkan, masakan yang disajikan olehnya hampir setiap saat menjadi menu wakil rakyat, khususnya asal Kalimantan. Meski di kawasan Pujasera itu juga tersedia aneka masakan asal daerah lain, selain Banjar.
“Sering wakil rakyat ke sini pesan Soto Banjar. Kalau pun ada yang tidak datang langsung, biasanya lewat stafnya. Ada juga yang sering pesan lewat telepon dulu,” ungkap Elly yang asli orang Banjar tinggal di Jl Mawar Cempaka Banjarmasin ini.
Wanita yang mengaku punya banyak family di Palangka Raya dan Banjarmasin ini menyebutkan, anggota dewan yang kerap makan soto buatannya antara lain; Yusuf Fanie Andin anggota DPR Dapil Kalsel, pelawak Qomar yang sekarang menjadi anggota dewan hingga Ginajar Kartasasmita Ketua DPD RI, serta beberapa anggota DPR dari Kalteng, tapi ia mengaku lupa namanya.
Masakan khas Kalimantan ini juga menjadi pilihan sejumlah tamu yang datang ke gedung rakyat, pengawai di sekretaris DPR hingga jurnalis yang sering mangkal. Dengan harga yang relatif murah hanya Rp15 ribu per porsi, Pujasera yang terletak di sisi utara gedung DPR RI itu menjadi makanan favorit. Meskipun di Pujasera khas Kalimantan itu Elly juga menjual masakan lainnya, pepes patin khas Palembang, namun setiap harinya Soto Banjar tetap paling banyak di minati pengunjung.
Saat wartawan koran ini datang ke Pujasera khas Kalimantan itu, siang kemarin Elly yang dibantu oleh sepupunya Maya (32) dan seorang pembantunya Sawiah (35) tampak sibuk melayani. Di sela-sela melayani pengunjung stand masakannya, Elly sempat bercerita awalnya berjualan Soto Banjar di kawasan gedung parlemen ini.
Ibu tiga anak ini pertama kali berjualan sejak 6 tahun silam atau 2003 lalu. Saat itu, standnya yang merupakan bagian dari 17 counter lainnya menebus atau membeli dari seorang warga Kandangan Hj Idah sebesar Rp 27 juta. Harga itu belum termasuk biaya rutin Rp 200 ribu setiap bulannya untuk kebutuhan air dan listrik serta Rp 10 ribu untuk kebersihan. Buka setiap pukul 08.00 Wib, stand miliknya ini tutup hingga pukul 18.00 Wib.
“Kecuali Sabtu dan Minggu tutup. Sehari penghasilan biasanya rata-arat sekitar Rp 600 ribu hingga Rp1 juta,” aku wanita paroh baya itu sesekali bercampur dengan bahasa Banjar. Kepada koran ini, perempuan itu juga mewanti-wanti agar bagi orang yang baru menginjakkan Jakarta, sebaiknya jangan malu dan takut-takut. “Kita harus berani,” imbuhnya lagi membakar semangat. (***)

Tidak ada komentar: