Laporan: Alfrid Uga
PALANGKA RAYA- Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang menepis isu yang menyebutkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2 x 60 megawatt (MW) di Kabupaten Pulang Pisau terancam gagal akibat krisis ekonomi global.
Namun gubernur mengakui pembangunan PLTU Pulang Pisau molor dari jadwal. Karenanya, pertemuan dengan Direktur Utama (Dirut) PT PLN bersama kontraktor asal Cina dan Indonesia beberapa waktu lalu di Jakarta difokuskan membicarakan keterlambatan pembangunan PLTU.
“Kontrak sudah ditandatangani dan pembangunannya semestinya sudah berjalan, tapi ternyata belum juga. Itu pertanyaan yang kita kejar saat pertemuan,” ujar Teras Narang.
Ditegaskan gubernur, tanggungjawab pemda dalam pembangunan PLTU semuanya sudah dipenuhi, bahkan masalah lahan sudah beres. Pemprov merasa berkepentingan agar proyek pembangunan PLTU Pulpis tepat waktu. Sebab sebelumnya PLN Pusat menyatakan awal Agustus 2009 proyek PLTU sudah selesai dikerjakan.
”Jadi saya tetap berpegang pada komitmen itu, dan tentu sebelum PLTU Pulpis berdiri dan beroperasi, saya juga masih mencari alternatif dan terus tidak pernah berhenti sebagaimana komitmen agar suplai listrik di Kalteng berjalan dengan lancar,” ungkapnya. Ditanya rencana pembangunan PLTU berkapasitas 10 ribu MW yang bekerjasama dengan Jepang, menurutnya program pembangunan PLTU di atas 10 ribu MW merupakan program pemerintah pusat dan tendernya dilakukan oleh PLN pusat.
“Mungkin ini barangkali yang terancam gagal. Kalau untuk PLTU Pulpis tetap pembangunannya terlaksana sesuai rencana karena kontraknya sudah ditandatangani, jadi saya rasa untuk PLTU Pulang Pisau tidak sejauh itu, terkecuali terhadap yang belum ada penandatanganan kontraknya,” imbuh Gubernur.
Untuk diketahui, Konsorsium perusahaan asal China memenangkan tender pembangunan PPLTU Pulang Pisau dengan nilai sekitar 120 juta dollar AS atau Rp1,1 triliun dan kontraknya sudah ditandatangi beberapa waktu lalu. (***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar