23 Okt 2008

Ekspor Hasil Perkebunan-Pertambangan Anjlok

Laporan; Agus Jaka (Radar Sampit)

SAMPIT- Pengaruh krisis global di sejumlah negara tujuan ekspor juga berdampak terhadap penurunan nilai ekspor melalui Pelabuhan Sampit. Penurunan ekspor terbesar didominasi komoditas perkebunan dan pertambangan yang sebagian besar diekspor ke Tiongkok.

“Penurunan ekspor paling besar terjadi pada bijih besi, kemudian diikuti CPO, kernel, karet dan rotan. Kalau distribusi sembako normal-normal saja,” jelas Supervisor Pelayanan Kapal dan Barang Pelindo III Cabang Sampit Kartomo.

September lalu, sebut Kartomo, ekspor bijih besi hingga mencapai 164.168 ton per bulan dan diangkut oleh 8 kapal. Hingga pertengahan Oktober, ekspor bijih besi baru mencapai 61.563 ton. Penurunan ekspor CPO melalui pelabuhan sudah terjadi sejak September lalu.

“CPO yang keluar dari pelabuhan rata-rata 20.300 ton per bulan, tapi pada September turun menjadi 10.344 ton. Penurunan juga terjadi pada komoditas kernel, sampai September lalu baru sebanyak 4.083 ton yang keluar,” sebutnya.

Sedangkan omoditi karet dan rotan masih terbilang normal. Bahkan untuk karet ada peningkatan pada September lalu dibandingkan Agustus. Begitu pula dengan komoditas rotan, pendistribusiannya masih terbilang stabil. “Untuk karet dan rotan, meski harganya di luar menurun, permintaan tetap stabil. Sedangkan untuk Oktober ini laporannya masih belum kita masukan,” tandas Kartomo.

Selain itu untuk lalu lintas bongkar muat menggunakan kontainer di Pelabuhan Sampit bisa dibilang meningkat dalam dua bulan terakhir. Dari data yang disampaikan pihak Pelindo III Cabang Sampit, tercatat ada peningkatan dari bulan Agustus ke bulan September yakni dari 2003 unit menjadi 2248. (***)

Tidak ada komentar: