26 Okt 2009

Kalteng Bangun Dua Sekaligus

Proyek Pembangkit Listrik

Laporan: Alfrid Uga

PALANGKA RAYA–
Setelah gagal pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kecamatan Buntoi Kabupaten Pulang Pisau, dua proyek listrik yang saat ini masih dalam tahap persiapan kembali dibangun.
Proyek Pembangkit Listrik tenaga Air (PLTA) berkapasitas 300 megawatt (MW) dibangun di Kabupaten Katingan dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) akan dibangun Kabupaten Barito Utara (Batara).
“Sekarang masih dalam tahapan persiapan, dan studi kelayakan sudah dilakukan,” kata Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang kepada wartawan usai peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-29 di Palangka Raya, Sabtu (25/10).
Dijelaskannya, studi kelayakan PLTA dilakukan untuk mengetahui tekanan air, konsisten atau tidak. Sebab, yang diperlukan untuk membangkitkan tenaga listrik dari tekanan air yang konsisten. ”Jangan sampai ketika datang musim kemarau terjadi defisit air, sehingga tidak bisa menggerakkan turbin,” ujarnya.
Teras Narang menandaskan, penambahan daya listrik di Kalteng adalah kebutuhan yang mendesak. “Penambahan listrik bagi Kalteng tak bisa lama-lama dilaksanakan karena warga Kalteng selalu merasakan giliran mati lampu di rumahnya karena defisit daya,” tandasnya.
“Kita tak bisa berlama-lama membiarkan listrik selalu mati-hidup, mati hidup. Kita harus punya harapan, awal 2011 Kalteng sudah tak kesulitan listrik. Selain itu, ini (persiapan pembangunan PLTA dan PLTG) sesuai harapan Bapak Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono) untuk tak banyak menggunakan batubara,” timpalnya.
Terkait gagalnya pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Pulang Pisau (Pulpis) tahun 2009 dan saat ini rencananya paket tersebut ditender ulang oleh pemerintah pusat. Gubernur Kalteng tak nampaknya tak menaruh harapan banyak dengan PLTU Pulang Pisau.
”Saya tidak mengharapkan banyak dari pembangunan PLTU Pulang Pisau, kerena sudah mengecewakan masyarkat Pulang Pisau bahkan masyarakat seluruh Kalteng, apalagi itu program pemerintah pusat,” tuturnya.
Seperti di beritakan sebelumnya, selain PLTA dan PLTG Kalteng juga berencana membangun PLTU di Muara Teweh dengan kapasitas 1x 80 MW, status saat ini dalam proses AMDAL dan penyusunan dokumen kontrak oleh PT PLN (Persero) Jasa Injinering. ”Juga akan dibangun PLTU 2x60 MW, yang masuk dalam program percepatan pembangkit bahan bakar batu bara, sesuai Inpres Nomor 71 oleh PT PLN UB Pembangkit Kalimantan dan Nusa Tenggara,” ucap gubernur.
Lebih lanjut, gubernur mengatakan, sebagaimana hasil pertemuan dengan Deputi Manejer Perancanaan Umum PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan, Agus Risfian Noor, program berikutnya adalah pembangunan jaringan transmisi Kalteng. Untuk Palangka Raya-Sampit untuk COD tahun 2010 berkapasias 150 KV, dengan jarak tempuh 168 kilometer . ”Saat ini statusnya sampai dengan Mei 2009, sudah masuk proses tender,” pungkap pria yangakrap disapa Agus ini.
Jaringan lainya akan dibangun, ucap gubernur, PLTU Kalteng-Incomer 2 PHI berkapasitas 150 KV, dengan jarak tempuh 4 kilometer. ”COD tahun 2010 dengan status sampai dengan Mei 2009 PT PLN UB Kalinusa,” bebernya. ”Jaringan Kasongan-Incomer PHI juga berkapasitas 150 KV, COD tahun 2011 dengan jarak tempuh 2 kilometer. Saat ini statusnya masuk pada tahap pra survei,” timpalnya.
Untuk jaringan dari Tanjung, Kalsel–Buntok, program COD 2011, kapasitas jaringan yang akan dibangun 150 KV dengan jarak tempuh 110 kilometer, saat ini statusnya sampai dengan Mei 2009 masuk tahap Survey jalur telah rampung 100 persen pada taun 2008 lalu. Sedangkan, PLTGU Muara Teweh-Buntok yang juga diprogramkan dalam COD 2011, berkapasitas 150 KV, sudah masuk dalam tahap survei.
”Untuk Sampit-Pangkalan Bun, program COD 2012 berkapasitas 150 KV dengan status sampai dengan 2007 survei jalur 100 persen rampung, dan Pangkalan Bun-Ketapang, Kalimantan Barat, program COD 2016, berkapasitas 150 KV, sepanjang 300 KM, masuk tahap pra survei,” pungkasnya.
Dia menambahkan, kondisi kelistrikan Kalteng saat ini, untuk Kota Palangka Raya berkapasitas 27 MW, namun defisit -9 MW, dan Kuala Pembuang berkapasitas 2,2 MW, defisit -0,2 MW. Sementara, Sampit berkapasitas 20,8 MW akan tetapi juga mengalami defisit -2,3 MW, Pangkalan Bun berkapasitas 17,8 MW, defisit -1,6 MW dan Kasongan berkapsitas 7 MW, defisit -2 MW. (*/Radar Sampit)

Tidak ada komentar: